KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nya ini dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan makalah yang berjudul : “BUAH BELIMBING WULUH
(Averrhoa bilimbi L.)) SEBAGAI
PENGOBATAN ALTERNATIF DAN RADIKAL BEBAS”. Selain untuk mengikuti karya ilmiah ini, penulis berkeinginan memaparkan manfaat lain dari
Buah Belimbing wuluh yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah
ini adalah untuk memenuhi tugas sekolah.
Dalam
penyelesaian karya ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan
akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya karya ini dapat terselesaikan walaupun masih terdapat kekurangan
didalamnya. Karena itu, sepantasnya jika
penulis mengucapkan terima kasih kepada ALLAH SWT. Dan tidak lupa pula
saya ucapkan terima kasih kepada bapak Julianto, s.Kom sebagai pendamping saya
yang telah banyak memberikan saran dan arahan dalam penyusunan karya ilmiah
ini.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
saya dan para pembaca pada umumnya. Sebagai seorang pelajar yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif dan membangun, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Sumenep, 12 Desember 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................... i
DAFTAR ISI
.......................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................
a.
Latar Belakang .............................................. 1
b.
Perumusan Masalah ...................................... 1
c. Tujuan Masalah ............................................. 2
d.
Manfaat Penulisan ......................................... 2
e. Batasan Masalah ........................................... 2
f.
Metode Penelitian ......................................... 3
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ...............................
a. Pengertian ...................................................... 4
b. Klasifikasi
....................................................... 6
c. Kandungan
..................................................... 7
d. Cara Pemakaian ..............................................
7
e. Pembudidayaan
............................................... 10
BAB III PENUTUP
......................................................
a. Kesimpulan
..................................................... 18
b. Saran
...............................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
........................................................... 19
BIODATA PENULIS
A. Riwayat Hidup :
Nama : Nurul
Qomariyah
Tempat, tanggal lahir : Sumenep, 11 November 1996
NAS : 21
Kelas : IX-B
Sekolah : SMPN 1 Sumenep
Status : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dr. Cipto Gg 5
No. 4 Kolor
Orang Tua : a. Ayah :
SUMARTO
b. Ibu : R.Aj Siti
Fatimah
B. Riwayat Pendidikan :
Lulus TK Wijaya Kusuma tahun 2003
Lulus SDN Kolor II tahun 2009
Masuk SMPN I Sumenep tahun 2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Banyak
tanaman di Indonesia yang sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat, namun
belum dibudidayakan secara khusus. Salah satu diantaranya adalah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi). Belimbing wuluh merupakan tumbuhan berjenis
pepohonan yang hidup di ketinggian dari lima sampai 500 meter diatas permukaan
laut. Tanaman ini mudah sekali tumbuh dan berkembang biak melalui cangkok atau
persemaian bijinya. Jika ditanam lewat biji, pada usia 3-4 tahun, ia sudah
mulai berbuah, yang setahunnya bisa mencapai 1.500 buah perpohon. Buahnya
lonjong, warna buahnya hijau muda bila masih muda, jika sudah matang berwarna
kekuningan kusam, mengandung banyak air dan rasanya asam segar. Setiap musim
belimbing, tanaman belimbing wuluh banyak menghasilkan buah, dikarenakan
buahnya bergerombol. Bisa dimengerti, karena keasamannya ini kehadiran
belimbing wuluh seakan terabaikan. Ia terhitung jarang ditanam apalagi sampai
dikebunkan seperti belimbing manis. Sebab, kata kebanyakan penggemar tanaman
buah, tanamannya saja tidak dapat diandalkan untuk ditanam di pekarangan
sebagai sumber keteduhan. Padahal tanaman ini mudah ditanam dan diperbanyak.
(Lin, 1994).
Padahal secara tradisional
tanama ini banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti batuk,
diabetes, rematik, gondongan, sariawan, sakit gigi, gusi sampai berdarah tekanan
darah tinggi.
Bagian yang biasa digunakan
adalah buah, batang, daun dan bunganya. Keempat bagian tersebut banyak
mengandung senyawa yang berkhasiat. Diantaranya adalah saponin, tannin,
glukosida, hingga kalsium. Salah satu yang paling dikenal orang belimbing wuluh
sebagai obat sariawan. Konon rasanya yang masam mengandung vitamin C yang
tinggi, caranya dengan mengunyah atau ditempelkan pada bagian yang sariawan.
Khasiat lain adalah sebagai
obat asma atau sesak nafas. Cukup dengan merebus bunga belimbing wuluh dengan
air dan gula batu. Lalu diminum sehari 2-3 kali sehari samapai asama dan
alerginya sembuh. Belimbing wuluh juga mampu mengobati batuk kering, kandungan
kaliumnya mampu melancarkan dahak dan menurunkan panas.
II. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas maka rumusan masalahnya adalah :
ü Apakah
khasiat dari belimbing wuluh.
ü Apakah
Belimbing wuluh membantu penyembuhan penyakit pada kulit.
1
2
III. Tujuan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah :
1. Untuk
mengetahui Kasiat dari belimbing Wuluh
2. Untuk
mengetahui Apakah Belimbing wuluh membantu penyembuhan penyakit pada kulit.
IV. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penelitian
antara lain :
1.
Untuk menyelesaikan tugas pelajaran Tekhnologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).
2.
Sebagai bahan dalam memberikan sumbangan pemikiran pada masyarakat dalam
meningkatan kesehatan pada masing-masing anggota keluarga mereka.
3.
Untuk mengetahui apakah kesehatan masyarakat telah terpenuhi dengan baik
atau sebaliknya.
4.
Karya ini akan membantu dalam pelaksanaan program selanjutnya terlebih jika
siswa lanjut dibidang kedokteran atau keperawatan.
V. Batasan
Masalah
Dalam penelitian ini penulis
membatasi permasalahan pada :
·
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka saya dapat mengambil batasan
masalah sebagai berikut : Penelitian ini hanya meneliti dan membahas tentang
kandungan dan manfaat belimbing wuluh di bidang kesehatan, tidak
meluas ke bidang-bidang yang lain.
3
VI. Metode
Penelitian
1.
Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data menggunakan metode
sebagai berikut:
a.
Study Literatur
Mengumpulkan dan mempelajari study pusaka yang
berkaitan dengan bahasa pemograman yang digunakan.
b.
Survey
Melakukan survey sistem informasi kebutuhan pada
dinas terkait
2.
Analisa Kebutuhan Sistem
Analisa kebutuhan sistem
merupakan tahap awal dari pengembangan sistem. Dalam tahap ini dapat
didefinisikan pokok permasalahan yang ada pada suatu instansi sebagai objek
penelitian dan penentuan tujuan perancangan sebagai acuan untuk penentuan sebagai
acuan untuk menentukan tahap-tahap penting berikutnya.
3. Perancangan
Perancangan merupakan tahap awal yang nantinya akan di aplikasikan
pada suatu proses. Pada perancangan sistem ini, terdapat beberapa perancang.
4.
Implementasi
Implementasi merupakan tahap
awal merealisasikan sebuah sistem yang dibuat dengan diawali proses sebagai
kerangka awal menjadi suatu sistem yang diharapkan dan dapat membantu mengatasi
permasalahan yang ada.
5.
Uji Coba
Dalam tahap ini dilakukan uji coba ulang hasil
implementasi yang dibuat untuk mengetahui faridasi sistem.
6.
Penulisan Tugas Akhir
Dalam tahap ini dilakukan proses dan penyusunan
laporan karya tulis.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh atau disebut juga belimbing sayur,
belimbing asam atau belimbing buluh dengan
nama latin Averrhoa bilimbi merupakan tanaman yang mempunyai buah
berasa asam yang kaya khasiat sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau
campuran jamu. Belimbing wuluh atau belimbing sayur diduga berasal dari
kepulauan Maluku dan kini tersebar keseluruh Indonesia dan negara-negara
sekitar seperti Filipina, Myanmar, dan Srilanka.
Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan
diameter pangkal batang mencapai 30 cm. Batangnya bergelombang dan tidak rata.
Daun belimbing sayur merupakan daun majemuk sepanjang 30-60 cm dengan 11-45
pasang anak daun. Anak daun berwarna hijau, bertangkai pendek, berbentuk bulat
telur hingga jorong dengan ujung agak runcing, pangkal membulat, tepi daun
rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm. Belimbing wuluh mempunyai bunga majemuk
yang tersusun dalam malai, berkelompok. Bunga belimbing asam, seperti buah
kepel, tumbuh keluar dari
batang atau percabangan yang besar. Buah belimbing buluh berupa buni berbentuk
lonjor bersegi, dengan panjang 4-6 cm. Buahnya berwarna hijau kekuningan,
berair dan jika masak berasa asam.
5
Belimbing Asam/ Belimbing Wuluh
Sering disebut dengan belimbing asam, atau belimbing buluh (besi) karena rasa buahnya yang asam. Bentuk tanaman memanjang ke atas bisa mencapai 12 meter.berdaun tersuun berpasangan, bentuk lonjong (bulat tlur) terletak di ujung cabang atau ranting.
Bentuk buah bulat lonjong berwarna hijau pekat pada waktu muda, dan berbuah kekuniongan setelah matang. Buah-buah seukuran telur puyuh ini muncul dan bergelantungan pada batang dan dahannya. Dagingnya banyak mengadung air dengan rasa sangat asam. Walaupun namanya belimbing seperti belimbing manis, dan jarang di konsumsi langsung sebagaii buah segar, namun belimbing jenis ini banyak berguna sebagai bumbu seperti manisan dan lain sebagainya.
Belimbing Manis
Belimbing ini berbeda dengan belimbing asam jika belimbing asam sedikit cabang maka belimbing manis ini sebaliknya mmbpunyai dahan dan ranting yang tumpuh dengan rapat dan rimbun, tinggi semampai dapat mencapai ketinggia 12 meter. Daun majemuk, bunga bakal buah berbentuk kecil-kecil dan berwarna muda. Dan bunga sangat mudah rontok jika terkena gearan.
Buah belimbing manis berbentuk lonjong bersegi lima, jika dilihat dari bawah, bentuk penampang lintang buahnya mirip dengan bentuk bintang. Ukuran nya dapat mencapai ukuran gelas besar. Dan mempunyai rasa yang manis. Pada waktu muda buah berwarna hijau muda, dan akan berubah menjadi kuning sampai kemerahan jika telah tua.
Secara umum tanaman ini banyak di sukai orang dari bentuk tanamannya karena dapat dijadikan tanaman pelindung atau peneduh dikarenakan bentuknya yang rimbun dan banyak ditanam diperkarangan rumah maupun kebun.
Dilihat dari penanaman belimbing ini tidaklah sulit. Dan bisa di tanam di mana saja. Jika penanaman dengan biji pada usia 3 – 4 tatahun sudah dapat berbuah, hasil tanaman bisa mencapai 1.500 buah pertahunnya. Selain buah segar belimbing jenis ini dapat dijadikan makanan olahan seperti dijadikan selai, sari buah, rujak dan lain sebagainya. Dan belimbing jenis ini pun diperkaya dengan vitamin C dan vitamin lainnya.
6
Selain buah, daun
dan batangnya juga bisa dijadikan campuran obat. Ini lantaran beberapa zat
kimia yang terkandung pada tanaman seperti sponin, tanin, glucoside, kalsium
oksalat, sulfur, asal format, dan peroksidase yang terkandung pada batang
belimbing wuluh. Juga tanin, sulfur, asal sulfat, peroksidase, kalsium oksalat
dan kalium sitrat pada daunnya. Sedangkan buah belimbing wuluh sendiri
berkhasiat sebagai analgesik, dan diuretik.
2.1.2.
Klasifikasi Belimbing Wuluh
Adapun susunan
taksonomi belimbing wuluh adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi
Tanaman belimbing dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
belimbing manis (Averrhoa corambola) dan belimbing asam (Averhrhoa blimbi) atau
sering diebut belimbing wuluh.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dikenal
dengan berbagai daerah dengan nama yang berbeda, seperti: limeng, selimeng
(Aceh), Selemeng (Gayo), asom belimbing, balimbingan (Batak), malimbi (Nias),
balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu), balimbing (Lampung),
belimbing wuluh (jawa), calincing wulet (Sunda), bhalingbhing bulu (Madura).
7
Bunga belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi) dapat digunakan sebagai obat sariawan dan batuk. Sedangkan
daunnya dapat mengobati perut sakit, gondong (parotitis), tekanan darah tinggi,
dan rematik. Buah belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat tradisional untuk
batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang, jerawat, panu,
tekanan darah tinggi, kelumpuhan, gangguan pencernaan, dan radang rektum.
Sayangnya saya bukan ahli di bidang obat-obatan sehingga khasiat
belimbing wuluh sebagai obat tradisional tidak dapat saya uraikan secara
detail. Yang saya ketahui, tumbuhan dengan nama latin Averrhoa bilimbi
ini, yang konon merupakan tumbuhan asli Indonesia, ternyata tidak dapat
dianggap sepele.
2.1.3.
Kandungan Belimbing Wuluh
Kandungan Gizi Belimbing sayur, belimbing wuluh,
belimbing buluh, atau belimbing asam per 100 g bagian yang bisa dimakan :
*
Kelembaban : 94,2-94,7 g
* Protein : 0,61 g
* Ash : 0,31-0,40 g
* Fiber : 0.6g
* Fosfor : 11.1 mg
* Kalsium : 3.4 mg
* Besi : 1,01 mg
* Thiamine : 0,010 mg
* Riboflavin : 0,026 mg
* Karoten : 0,035 mg
* Ascorbic Acid : 15,5 mg
* Niacin : 0,302 mg
* Protein : 0,61 g
* Ash : 0,31-0,40 g
* Fiber : 0.6g
* Fosfor : 11.1 mg
* Kalsium : 3.4 mg
* Besi : 1,01 mg
* Thiamine : 0,010 mg
* Riboflavin : 0,026 mg
* Karoten : 0,035 mg
* Ascorbic Acid : 15,5 mg
* Niacin : 0,302 mg
2.1.4. Cara Pemakaian
Blimbing Wuluh menyebuhkanGusi berdarah
- Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik segar maupun manisan secara rutin tiap hari
- Dua buah belimbing wuluh dimakan tiap hari
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Gondongan
- 1/2 genggam daun belimbing wuluh ditumbuk dgn 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yg gondongan.
8
- 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daun dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat yg sakit.
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Rematik
- Segenggam daun belimbing wuluh dicuci tumbuk sampai halus tambahkan kapur sirih gosokkan ke bagian yg sakit.
- 100 gr daun muda belimbing wuluh 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus tambahkan cuka secukup sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempat yg sakit.
- 5 buah belimbing wuluh 8 lembar daun kantil (Michelia champaca L.) 15 biji cengkeh 15 butir lada hitam dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai utk menggosok dan mengurut bagian tubuh yg sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Sariawan
- 10 kuntum bunga belimbing wuluh asam jawa gula aren direbus dgn 3 gelas air sampai air tinggal 3/4 saring minum 2 kali sehari.
- Segenggarn bunga belimbing wuluh gula jawa secukup dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring dipakai utk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
- 2/3 genggam bunga belimbing wuluh dicuci lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali 3/4 gelas. 3 buah belimbing wuluh 3 butir bawang merah 1 buah pala yg muda 10 lembar daun seriawan 3/4 sendok teh adas 3/4 jari pulosari dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 3 sendok makan minyak kelapa diperas lalu disaring. Dipakai utk mengoles luka-luka akibat sariawan 6-7 kali sehari.
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Sakit gigi
- Lima buah belimbing wuluh setelah dicuci bersih dikunyah dgn garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya.
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Pagel linu
- Satu genggam daun belimbing wuluh yg masih muda 10 biji cengkeh 15 biji lada digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yg sakit
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Penghilang Panu
- Sepuluh buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus tambahkan kapur sirih sebesar biji asam diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai utk menggosok kulit yg terserang panu. Lakukan 2 kali sehari.
9
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Sakit Gigi Berlubang
- 5 buah belimbing wuluh dicuci bersih makan dgn sedikit garam kunyah ditempat gigi yg berlubang
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Penurun Tekanan Darah Tinggi
- Siapkan 3 buah belimbing wuluh dan biji srigading 25 gr yg sudah dicuci bersih. Biji srigading ditumbuk halus. Masukkan ke dalam panci berisi 4 gelas air dan rebuslah bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum 1 gelas sehari.
- Buah yg besar dan berwarna hijau diparut ambil air dan diminum.
- 3 buah belimbing diparut peras air diminum sekali sehari.
- 3 buah belimbing wuluh dicuci lalu dipotong-potong seperlu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring minum setelah makan pagi.
- 10 buah belimbing wuluh 1 jari rimpang kunyit 1/4 genggam daun meniran 3 jari labu air 3 jari gula enau dicuci dan dipotong-potong
- seperlu lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Batuk
- Daun bunga buah yg masing-masing sama banyak direbus dalam air yg mendidih selama 1/2 jam dan minum airnya.
- Segenggam daun belimbing wuluh segenggam bunga dan 2 buah belimbing gula batu rebus dgn 2 gelas air sampai air tinggal setengah saring minum 2 kali sehari.
- Segenggam bunga belimbing wuluh beberapa butir adas gula secukup dan air 1 cangkir ditim selama beberapa jam.
- 25 kuntum bunga belimbing wuluh 1 jari rimpang temu-giring 1 jari kulit kayu manis 1 jari rimpang kencur 2 butir bawang merah 1/4 genggam pegagan 1/4 genggam daun saga 1/4 genggam daun inggu 1/4 genggam daun sendok dicuci dan dipotong-potong seperlu direbus dgn 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring diminum dgn madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas.
- Buah belimbing wuluh dibuat manisan sehari makan 3 x 6-8 buah.
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Diabetes
- Enam buah belimbing wuluh dilumatkan direbus dgn 1 gelas air sampai air tinggal setengah saring minum 2 kali sehari.
Blimbing
Wuluh sebagai Obat Penghilang Jerawat
- Siapkan 3 buah belimbing wuluh segar. Cuci hingga bersih. Buah diparut dan diberi sedikit garam.
- Tempelkan pada kulit yg berjerawat. Lakukan 2 kali sehari.
- Buah belimbing wuluh secukup dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn air garam seperlu utk menggosok muka yg berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.
10
- 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang digiling halus lalu diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai utk menggosok dan melumas muka yg berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
2.1.6. Pembudidayaan Belimbing Wuluh
1. PEMBIBITAN
1) Persyaratan
Benih dan Bibit
Teknologi
produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul
atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan).
Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu
memberikan keturunan berbeda dengan induknya (segregasi genetis). Oleh karena
itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit
batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan
bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif (cangkok,
okulasi, susuan dan enten). Khusus pada perbanyakan vegetatif dengan cara
penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit
onderstam yang berasal dari biji (pembiakan generatif).
Tata
cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai
berikut :
a)
Pilih buah belimbing yang sudah matang dipohon dan keadaannya sehat serta
berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.
b)
Ambil (keluarkan) biji dari buah dengan cara membelahnya, kemudian tampung
dalam suatu wadah.
c)
Cuci biji belimbing dengan air bersih hingga bebas dari lendirnya.
d)
Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh dan kering hingga kadar airnya
berkisar antara 12–14 %.
e)
Simpan biji belimbing dalam suatu wadah tertutup rapat dan berwarna, atau
langsung disemai di persemaian.
3) Teknik Penyemaian Benih
Penyiapan
lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut :
a)
Tentukan (pilih) areal untuk lahan persemaian di tempat yang strategis dan
tanahnya subur.
b)
Olah tanahnya cukup dalam antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian
dikering-anginkan selama ± 15 hari.
c)
Buat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan
lahan. Arah bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
11
d)
Tambahkan pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan
sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedengan
dengan alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.
e)
Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100-150 cm dan di
sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu
sambil diikat.
f)
Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening
(transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dengan atapnya siap disemai
biji belimbing.
Tatalaksana
menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut :
a)
Rendam biji belimbing dalam air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C)
selama 30 menit atau lebih.
b)
Kecambahkan biji belimbing dengan cara disimpan dalam gulungan kain basah di
tempat yang lembab selama
beberapa
waktu.
c)
Semai biji belimbing yang telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya
adalah biji disebar di sepanjang garitan
atau
alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dengan
tanah tipis.
d)
Biarkan kecambah tumbuh dan berkembang menjadi bibit muda.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan bibit selama di pesemaian
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a)
Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan
cuaca.
b)
Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam
air dengan dosis 10 gram/10 liter
untuk
disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
c)
Pengendalian hama atau penyakit dengan cara memotong bagian yang terserang
parah, perbaikan drainase tanah
dan
penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dari
yang dianjurkan.
5) Pemindahan Bibit
Penyapihan
(pendederan bibit pada umur 6–8 bulan dari pesemaian ke dalam polibag
atau keranjang atau lahan yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk
kandang.
2. PENGOLAHAN
MEDIA TANAMAN
1) Persiapan
Luasan minimum
yang diperlukan untuk operasional pembibitan adalah 2.000 m2, yang dapat
menampung bibit sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan untuk pohon induk
dapat disediakan tersendiri atau ditanam dalam lahan operasional. Syarat utama
dalam pemilihan lahan adalah tersedianya air bagi
12
tanaman, sebagai indikator alami
ada atau tidaknya sumber air dapat digunakan pohon enau, karena umumnya pohon
enau hidup di daerah yang banyak mengandung air. Ciri lain lahan yang
mengandung air adalah daerah tersebut berada di suatu lembah bukit atau
pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbin di dataran rendah sampai ketinggian
500 m dpl, dengan kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah
pemukaan tanah dan memiliki pH 5,5–7,5. Tanah lahannya subur, gembur,
banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik, serta waktu
penanaman yang paling baik di daerah yang mempunyai iklim antara 7,5 bulan
basah dan 4,5 bulan kering.
2) Pembukaan
Lahan
Tentukan areal lahan
yang strategis dan subur, cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan dan
pencangkulan) tanah lahan cukup dalam antara 30–40 cm hingga gembur,
kemudian dikeringanginkan selama 15 hari. Tambahkan pada tanah lahan yang telah
diolah pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 kemudian rapikan
bedengan sambil dicampurkan
dengan tanah atas secara merata, dan dirapikan
dengan alat bantu papan kayu atau bambu atau cangkal dan selanjutnya lahan siap
ditanami.
3) Pembentukan
Bedengan
Bedengan dibuat
dengan ukuran lebar 100–120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya
tergantung keadaan lahan. Bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
Pasang (tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi
100–150 cm, dan di sisi Barat 75–100 cm, kemudian pasang
pula palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dari dedaunan
(jerami) atau plastik bening (transparan) sehingga bedengan siap digunakan.
3. TEKNIK PENANAMAN
1)
Penentuan Pola Tanam
Penetuan
jarak tanam dan pola tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan yang
ada. Pada umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman
belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dapat pula digunakan dalan jarak
tanam 5 x 5 m dengan pola tanam dalam bentuk kultur perkebunan secara permanen
dan dipelihara intensif.
2)
Pembuatan Lubang Tanam
Sebelum
bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x
50 x 50 cm. Lubang digali sedalam 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan,
lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setelah cukup dianginkan, tanah
dibagian atas dicampur dengan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1:1.
Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam.
Kemudian campuran tanah dan pupuk itu dimasukkan kembali ke dalam lubang.
3)
Cara Penanaman
Lubang
yang sudah dipersiapkan untuk ditanami seperti diatas, setelah diberi pupuk
tidak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setelah itu baru
ditanami. Bila yang ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu
13
ditanam
di lapang harus dikombinasikan/ diseling dengan bibit klon B2. Caranya,diantara
8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk
membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17
ini bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dalam
penyerbukannya.
4. PEMELIHARAAN TANAMAN
1)
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan
dan penyulaman dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang dan distribusi
makanan hanya untuk buah yang dipelihara. Dalam penjarangan ini diusahakan
tidak ada buah yang bergerombol atau berdempetan. Satu pohon diperkirakan hanya
ada 100 buah belimbing yang dipelihara sampai besar. Penjarangan dilakukan saat
buah sebesar 2,5–5 cm, atau 5–10 hari setelah bunga
bermekaran.
2)
Penyiangan, Pembubunan dan Perempalan
Penyiangan,
pembubunan dan perempalan dilakukan agar tanaman belimbing menghasilkan buah
secara produktif, dan mendapatkan hasil yang maksimal. Penyiangan dilakukan
dengan melakukan pemangkasan untuk membentuk tajuk tanaman agar tanaman tidak
saling berhimpitan. Hal ini untuk mendorong produksi buah dan memudahkan
pemanenan.
3)
Pemupukan
Pemupukan
untuk 3 bulan setelah tanam adalah 25 kg pupuk kandang ayam dengan 50 gram
NPK/pohon. Umur setahun 25 kg pupuk kandang dengan 150 gram NPK/pohon. Umur 2
tahun diberikan 50 kg pupuk kandang dan 500 gram NPK/pohon, dan umur 3 tahun keatas
diberikan 75 kg pupuk kandang dengan 1 kg NPK/pohon. Untuk media tanam berupa
pot atau tanaman buah dalam pot (tabulampot) pemupukan diberikan pada waktu
umur tanaman 1 bulan diberi pupuk dasar berupa campuran urea, TSP atau SP dan
KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr atau 2 sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut
dibenamkan dalam pot. Setiap sebulan sekali dipupuk dengan pupuk nitrogen ZA
sebanyak 10 gr dilarutkan dalam 10 liter air, larutan ini disiramkan pada
tanaman belimbing dalam pot hingga tampak cukup basah. Pada tanaman belimbing
yang sudah mulai berbunga dan berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 25–50
gram/pohon (pot)/tahun. Waku pemberian pupuk sebaiknya sebelum tanaman
berbunga, setelah berbuah, dan seusai panen, sehingga tiap tahun minimal dilakukan
pemupukan 3 kali masing-masing 1/3 dosis.
4)
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman
belimbing banyak membutuhkan air sepanjang hidupnya. Di daerah yang sepanjang
tahun mendapatkan air tentu tidak masalah, namun di daerah yang kering tanaman
perlu diberi pengairan dan disiram. Sebagai indikasi bila tanaman perlu disiram
yaitu bila rumput-rumput yang tumbuh dibawah pohon sudah mulai layu. Penyiraman
dapat dilakukan dengan cara penggenangan (dileb) atau disiram sampai daerah
sekitar tajuk tanaman basah. Meskipun selalu
14
butuh air, tanaman ini kurang menyukai air
tergenang, perlu diberi sarana drainase dan air segera dialirkan ke luar kebun
agar tidak menggenang.
5)
Waktu Penyemprotan Pestisida
Sebagai
pencegahan terhadap hama dan penyakit tanaman belimbing maka perlu dilakukan
penyemprotan pestisida. Waktu penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali,
misalnya dengan ‘Thamaron Super’ yang takarannya
disesuaikan dengan dosis yang tertera pada kemasan.
5. HAMA DAN
PENYAKIT
Hama
1) Lalat buah
(Dacus pedestris)
Lalat ini
berwarna coklat kekuning-kuningan dengan dua garis membujur, pinggangnya
ramping, bersayap seperti baju tidur yang strukturnya tipis dan transparan.
Lalat betina meletakkan telur pada kulit buah, kemudian menetas menjadi larva.
Larva inilah yang kemudian merusak daging buah belimbing hingga menyebabkan
bususk dan berguguran.
Pengendalian:
dilakukan dengan cara pembungkusan buah pada stadium pentil (umur 1 bulan dari
bunga mekar), mengumpulkan dan membakar sisa-sisa tanaman yang berserakan di
bawah pohon, memasang sex pheromone seperti Methyl eugenol dalam botol aqua
bekas.
2)
Hama
lain
kutu
daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) dan kelelawar. Pengendalian :
kutu daun dan semut dapat disemprot dengan insektisida yang mangkus seperti
Matador 25 EC dll, sedangkan kelelawar harus dengan cara dihalau.
Penyakit
1) Bercak daun
Penyebab:
cendawan Cercospora averrhoae Fres. Gejala: terjadi bercak-becak klorotik
berbentuk bulat dan kecil-kecil pada anak daun. Daun yang terserang berat
menjadi kuning dan rontok, bahkan sampai gundul pada tanaman muda atau stadium
bibit. Pengendalian: dengan cara memotong (amputasi) bagian tanaman yang sakit
dan disemprot fungisida yang berbahan aktif Kaptafol, seperti Difolatan, dll.
2) Penyakit
kapang jelaga
Penyakit ini
hidup sebagai saprofit pada madu yang dihasilkan oleh kutu-kutu putih. Gejala:
permukaan daun tertutup oleh warna hitam, sehingga dapat mengganggu proses
fotosintesis. Pengendalian : disemprot dengan fungisida yang mangkus, misalnya
Dithane M45 pada konsentrasi yang dianjurkan.
15
PANEN
·
Ciri
dan Umur Panen
Umur panen
(petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu
faktor lingkungan dan iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur
petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah
atau 65–90 hari setelah bunga mekar. Ciri buah belimbing yang sudah
saatnya dipanen adalah ukurannya besar (maksimal), telah matang dan warna
buahnya berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi
warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing
·
Cara
Panen
Cara
panen buah belimbing dilakukan dengan cara memotong tangkainya. Pemetikan buah
berlangsung secara kontinyu dengan memilih buah yang telah matang. Waktu panen
yang paling baik adalah pagi hari, saat buah masih segar dan sebelum cuaca
terlalu panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segera dimasukkan
(ditampung) dalam suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar atau rusak.
·
Periode Panen
Periode
panen buah belimbing, umumnya penen perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam.
Pembungaan dan pembuahan belimbing dapat terus menerus
sepanjang tahun, masa panen paling lebat
(banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.
· Prakiraan Produksi
Potensi
hasil/produksi buah belimbing varietas unggul yang ditanam di kebun secara
permanen dan dipelihara intensif dapat mencapai antara 150 - 300
buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dengan populasi per hektar antara
250 - 400 pohon dengan produktivitas 150–300 buah/pohon dan berat per
buah rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6 - 19 ton.
6. PASCAPANEN
Seusai
panen belimbing perlu penanganan pascapanen lebih lanjut, terutama bila
jumlahnya melimpah (banyak).
Tahapan
penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai berikut :
1.
Pengumpulan
Kumpulkan
buah belimbing di suatu tempat atau ruangan yang teduh.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Pilih
buah bedasarkan tingkat kematangan dan ukuran yang seragam. Pisahkan (buang)
buah yang rusak, cacat atau diserang hama dan penyakit. Bersihkan buah dari
kotoran yang mungkin menempel dengan alat bantu kuat lembut (halus).
16
3.
Penyimpanan
Simpan
buah belimbing dalam wadah dan ruangan (tempat) yang dingin untuk persediaan
keluarga, atau simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin
bersuhu antara 5-20 derajat C.
4.
Pengemasan dan Pengangkutan
1)
Bungkus tiap buah atau beberapa buah dengan plastik regang atau kertas tissue
atau polysterene net.
2)
Masukkan buah belimbing ke dalam wadah (kontainer) berupa kotak karton yang
bagian dasar dan dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi
maksimal 3 lapis buah belimbing dengan posisi buah bagian pangkalnya berada di
bawah. Buah belimbing yang sudah dikemas siap diangkut ke tempat penjualan/penampungan.
7. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
ü Analisis
Usaha Budidaya
Potensi
produksi buah belimbing yang ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara
intensif, dengan jarak tanam antara 5x5 m atau 6x6 m, bila populasi tanaman
belimbing per hektar antara 250–400 pohon dengan potensi produktivitas
150–300buah/
pohon/tahun,
dan berat per buah rata-rata 160 gram, maka dapat dihasilkan/tingkat produksi
per hektar mencapai 6–19 ton buah belimbing. Pada panen raya
belimbing, harga belimbing rata-rata mencapai Rp. 750,- sampai Rp. 5.000,- per
kg. Maka kita dapat menghitung berapa Rupiah besar penghasilan yang didapat
dalam 1 hektar per tahun. Tentunya setelah dikurangi biaya-biaya produksi yang
dikeluarkan, seperti: pembibitan, pemeliharaan, pemupukan, panen/pascapanen,
dll.
ü Gambaran
Peluang Agribisnis
Prospek
pemasaran belimbing di dalam negeri diperkirakan makin baik. Hal ini antara
lain disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk dan semakin banyaknya konsumen
menyadari pentingnya kecukupan gizi dari buah-buahan. Pada tahun 1993 Indonesia
baru andil 0,4 % dari total nilai impor dunia buah tropis. Bila pada tahun 1989
tingkat konsumsi buah-buahan per kapita penduduk Indonesia hanya mencapai 22,92
kg/tahun, maka untuk mencapai kecukupan gizi yang sesuai dengan anjuran FAO
menargetkan rata-rata 60 Kg per kapita per tahun. Salah satu jenis buah potensial
yang mudah dibudidayakan untuk mendukung pencapaian target tersebut adalah
belimbing. Perkiraan permintaan setiap tahun semakin meningkat, peningkatan
permintaan tersebut adalah sebesar 6,1 %/tahun (1995–2000), 6,5 %/tahun
(2000–2005), 6,8 %/tahun (2005–2010), dan mencapai 8,9
%/tahun (2010 - 2015). Jelaslah bahwa prospek usahatani (agribisnis) belimbing
amat cerah bila dikelola secara intensif dan komersial, baik dalam bentuk
kultur perkebunan, pekarangan, maupun Tabulampot.
17
8. STANDAR PRODUKSI
§ Ruang
Lingkup
Standar
produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan
contoh dan cara pengemasan.
§ Diskripsi
§ Klasifikasi
dan Standar Mutu
§ Pengambilan
Contoh
Contoh
diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat di bawah ini. Dari
setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 buah dari bagian atas, tengah dan
bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (startified random sampling) sampai
diperoleh minimum 20 buah untuk dianalisis.
1.
Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100, contoh yang diambil 5.
2.
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 sampai dengan 300, contoh yang diambil 7.
3.
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9.
4.
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10.
5.
Jumlah kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, contoh yang diambil 15
(minimum).
Petugas
pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman atau
dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan badan hukum.
§ Pengemasan
Buah
belimbing dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan berat bersih
maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain
: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan,berat bersih,
negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan yang telah dapat
di simpulkan bahwa belimbing wuluh ini adalah tanaman yang mempunyai buah
berasa asam yang kaya khasiat sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau
campuran jamu. Buah belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat tradisional untuk
batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang, jerawat, panu,
tekanan darah tinggi, kelumpuhan, gangguan pencernaan, dan radang rektum.
Tanaman ini banyak
dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti batuk, diabetes,
rematik, gondongan, sariawan, sakit gigi, gusi berdarah sampai tekanan darah
tinggi.
Bagian yang biasa digunakan
adalah buah, batang, daun dan bunganya. Keempat bagian tersebut banyak
mengandung senyawa yang berkhasiat. Diantaranya adalah saponin, tannin,
glukosida, hingga kalsium. Salah satu yang paling dikenal orang belimbing wuluh
sebagai obat sariawan. Konon rasanya yang masam mengandung vitamin C yang
tinggi, caranya dengan mengunyah atau ditempelkan pada bagian yang sariawan.
3.2 Saran
Dengan lebih mengetahui
banyaknya manfaat yang terdapat dalam kandungan buah ini sudah selayaknya kita
dapat mengolahnya menjadi makanan bernutrisi yang dapat bernilai ekonomis
tinggi. Sebagai aktivitas akademika kita juga dapat melakukan penelitian agar
buah ini juga bisa dijadikan salah satu produk pertanian unggulan dalam negeri
untuk bisa bersaing dalam perdagangan global saat ini.
18
19
DAFTAR PUSAKA
Terus posting kak.. nambah ilmu pengetahuan juga.. Nice Post!!
BalasHapusbagus ini info.a mbak, trus berkary,,,,,
BalasHapusjangan lupamampir diblog saya ya di http://anas-tav.blogspot.com...
merkur 37c slot【VIP】merkur 37c slot【WG】bonus
BalasHapus【 Merkur 37c slot】,Url:⚡【WG98.VIP】⭐️, 메리트카지노 merkur 37c slot, 【 Merkur 메리트 카지노 주소 37c slot】,Url:⚡【WG98.VIP】⭐️, merkur 37c slot, 【 Merkur 37c slot】,Url:⚡【WG98.VIP】⭐️, merkur 37c slot,,Url:⚡【WG98.VIP】⭐️, merkur 37c slot,,Url:⚡【WG98.VIP】⭐️, 1xbet mer